Pages

Selasa, 03 Maret 2015

Kedudukan Ilmu Humaniora dalam Pembangunan dan Pengembangan Kesadaran keindonesiaan

Oleh: M. Saichurrohman

Sebagai suatu bangsa, Indonesia tersusun oleh berbagai keanekaragaman suku bangsa. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki ini  sejak kemerdekaan indonesia telah di sama rasakan dalam satu ikatan yaitu kebineka tunggal ikaan. Maksudnya bahwa walaupun tersusun dari keperbedaan namun tetap satu yaitu bangsa indonesia. Oleh karenanya tokoh-tokoh pendiri Indonesia mewujudkannya dalam ideologi kebangsaan yang tercermin dalam sila-sila PANCASILA.
Keanekaragaman suku bangsa yang dimiliki telah menjadikan bangsa Indonesia sangat kaya. Dimana dari tiap-tiap suku bangsa yang ada telah menyumbangkan kebudayaannya sebagai harta yang paling berharga bagi Indonesia. Namun meskipun demikian, perbedaan-perbedaan yang dimiliki juga seringkali mengundang permaslahan-permasalahan yang terkadang berujung pada konflik suku atau etnis. Dimana kebanyakan konflik ini berawal dari adanya persaingan antar golongan suku atau etnis, maupun dari rasa tidak puas terhadap ketidak adilan pemerintah.
Seperti adanya fenomena orang-orang pendatang di beberapa tempat, sering kali dianggap sebagai pengganggu dan orang yang mengambil tanah –tanah rakyat setempat. Yang dalam kenyataannya telah melahirkan benttrokan-bentrokan keras di daerah-daerah seperti kalimantan selatan dan Irian jaya. Bahkan lebih jauh lagi, konflik bersenjata yang terjadi di Irian jaya mendapat dukungan dari kekuatan asing, sehingga berakibat pada sulit dicegahnya intervensi militer.[1]
Dalam konteks kebangsaan tentu permaslahan-permasalahan seperti disebut diatas harus segera di carikan solusinya. Yang mana secara bersama-sama harus di tanamkan kesadaran mengenai keindonesiaan yang harus bersama-sama menghilangkan perbedaan demi terwujudnya kerukunan dalam berbangsa dan bernegara. Indonesia dalam sejarahnya lahir karena adanya persamaan rasa senasib dan seperjuangan akibat penetrasi penjajah kolonial yang berabad-abad menguasai indonesia. Sehingga untuk keluar dari penderitaan itu para tokoh-tokoh pendahulu secara bersama-sama membentuk satu ikatan kebangsaan yaitu bangsa Indonesia dengan mengintegrasikan berbagai perbedaan dan suku bangsa yang ada.
Kemudian perlu di pahami pula bahwasanya ada beberapa alsan yang sangat kuat bagi bangsa indonesia dan pemimpin terdahulu untuk selalu mengupayakan integrasi suku bangsa, diantaranya yaitu: 1.) adanya motivasi dari keberhasilan kerajaan Sriwijaya dan majapahit didalam mempersatukan wilayah-wilayah yang luas; 2). Rasa senasib dari dominasi kolonial barat yang menimbulkan penderitaaan selama berabad-abad lamanya; 3). Periode pergerakan tahun 1920-an sampai 1930-an telah menunjukkan adanya inisiatif dari pemuda untuk menghilangkan egoisme kedaerahan yang terwujud dalam sumpah pemuda 1928.[2]
Seiring perkembangan zaman modern saat ini, tentunya pengaruh modernisasi dan globalisasi perlu di perhatikan. Semakin mudah masuknya budaya luar telah melahirkan ancaman akan lunturnya budaya asli indonesia. Selin itu di era modernisasi ini juga semakin mendorong manusia untuk cenderung individualisme, hilangnya kepedulian antar sesama, bahkan mendorong persaingan yang berusaha memarginalkan yang lain. Sehingga untuk membendung efek negatif dari modernisasi tersebut perlu sekali dilakukan upaya-upaya penanganannya.
Dalam hal tersebut upaya yang perlu dilakukan ialah bagaimana membentuk bangsa indonesia menjadi bangsa yang kuat didalam pertarungan modernisasi saat ini. Oleh karenanya upaya penguatan jati diri bangsa dan kesadaraan keindonesiaan perlu lebih digalakkan. dalam hal ini  Ilmu Humaniora menjadi hal yang paling utama untuk di ajarkan pada setiap indiviu, terutama di institusi perguruan tinggi.
Sebagai suatu ilmu, Humaniora menyajikan bahan pendidikan yang mencerminkan ketuhanan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi. Seperti dikemukakan oleh Mardiatmojo bahwa ada beberapa sumbangan besar dri ilmu Humaniora, yaitu :[3]
1.      Menyatuderapkan pengembangan pikitran (rasio) dengan hati(rasa).
2.      Memperkenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai kemanusiaan yang universel dan abadi.
3.       Mengerjasamkan pendidik dengan peserta didik serta teori dengan prakteknya.
Dengan ilmu homaniora manusia akan bisa menjadi pribadi yang bijak  yang dapat memanusiakan setiap prilakunya. Maka jika dikaitkan dalam konteks kebangsaan, manusia akan mampu menjadi pribadi yang bijak dan mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah manusia yang lain. Sehingga pemahaman pengenai ilmu budaya secara tidak langsung juga akan membantu manusia memahami setiap perbedaan yang ada di dalam kesatuan bangsa indonesia. Sehingga dari pemahaman yang baik tersebut maka kesadaran keindonesiaan akan dapat diwujudkan.
Kesadaran keindonesian ini terwujud dalampemahaman  bahwa setiap manusia indonesia merupakan bagian dari manusia indonesia yang lain. Sehingga diharapkan dari pemahaman menganai keindonesiaan ini akan mengarahkan manusia indonesia dapat hidup berdampingan dan secara bersama-sama berupaya menjunjung tinggi  harkat dan martabat bangsa indonesia.
Selain itu dengan ilmu humaniora akan menyadarkan manusia indonesia mengenai kedudukan dan fungsinya sebagai maklhuk tuhan yang hidup ditengah-tengah manusia indonesia yang lain. Sehingga pemahaman tersebut akan mengantarkan manusia indonesia menjadi manusia yang utuh, yang tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga mementingkan kehidupan manusia indonesia yang lain, kehidupan berbangsa, kehidupan bernegara serta menghargai setiap perbedaan diantara yang lainnya.
Dengan pemahamn ilmu humaniora seharusnya permasalahan kebangsaan dan kenegaraan dapat dihindari. Seperti contoh prilaku korupsi, diskriminasi. Korupsi dilakukan karena tidak ada kesadaran bahwa yang dikorupsi itu ialah milik bersama, tidak ada rasa bersalah bahwa jika mengkorupsi dirinya telah mengambil hak-hak orang lain telah memperparah kemiskinan, kelaparan dsb. Diskriminasi lahir karena kurang adanya sikap menghargai kekrungan orang lain, merasa lebih baik dari yang lain, bahkan merasa bahwa yang tidak sesuai dengan dirinya adalah sesuatu yang tidak dapat diterima dan berujung pada diskriminasi.
Sehingga pada akhirnya melalui ilmu humaniora, permaslahan kebangsaan diatas dapat dihindari. Selain itu melalui ilmu humaniora akan mendorong kekuatan dan kesadaran kebangsaan indonesia yang satu dalam kebinekaan tunggal ika.





[1] Koenjaraningrat, Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional ( Jakarta: UI Press, 1993) hlm.26.
[2] Ibid., hlm 8.
[3] Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar (Jakarta: Bumi Aksara,2001) hlm. 9

1 komentar:

  1. The best casinos in the US. - Mapyro
    Find the best 대구광역 출장샵 casinos in the US. Try these casinos with real players reviews and real player ratings. All 김천 출장샵 the top casinos in the 구미 출장안마 USA 포천 출장마사지 have a gambling license. 화성 출장안마

    BalasHapus